Review Evoland

Video Game, khususnya Role-Playing Game alias RPG sudah mengalami banyak evolusi dari masa ke masa, mulai dari gameplay hack and slash dimana kamu tinggal menghancurkan musuh yang kamu temui secara realtime, hingga gameplay turnbase dimana kamu dan AI saling bergantian menyerang.
Beberapa game, bahkan menggabungkan beberapa gameplay battle sekaligus atau melakukan improvisasi yang unik.
Namun, ada sebuah game yang memilih menggambarkan evolusi dari game-game RPG, game itu adalah Evoland

Evoland dirilis oleh Shiro Games pada tahun 2013 untuk PC yang kemudian dirilis juga pada Android & iOS pada 2 tahun setelahnya.

Konsep dari Evoland adalah dengan menyajikan sejarah singkat dari teknologi video game, khususnya game RPG.
Pada awal permainan, kamu akan melakukan satu-satunya kustomisasi karakter yang tersedia, kamu bisa mengubah nama karaktermu yang secara default akan bernama “Clink”, yang jelas-jelas adalah parody Cloud dari Final Fantasy VII dan Link dari Legend of Zelda.
Dan begitulah, Evoland juga dipenuhi berbagai parody serta joke-joke satir yang menyinggung berbagai hal tentang game RPG.

Kamu akan diharuskan menyelesaikan puzzle atau sekedar mengalahkan musuh untuk dapat membuka sebuah Peti yang akan membuka banyak fitur-fitur yang lebih maju.
Mulai dari efek suara baru, musik latar, kemampuan untuk menggunakan senjata, animasi yang lebih smooth, grafis warna 16-bit hingga 3D, termasuk juga fitur-fitur sederhana seperti berbicara dengan NPC dan menghancurkan kendi.

Beberapa fitur memang tidak berguna dan hanya berfungsi sebagai bumbu komedi, seperti untuk menyindir game-game lain.
Misalnya saat kamu mendapatkan fitur untuk membuka pintu rumah NPC, dan deskripsi yang muncul adalah; “sekarang kamu bisa mengabaikan privasi orang lain!”, yang memang adalah salah satu hal ikonik dalam game RPG, sekaligus juga terasa relate karena memang menjelajahi rumah NPC dan melihat keadaan mereka terasa sangatlah menarik.

Salah satu hal yang paling saya suka dari Evoland adalah saat kita diberi kemampuan Time Traveling dimana kita bisa menjelajahi map lintas grafis dari grafis 3D kembali ke grafis 2D, yang dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle dan membuka jalan yang tidak bisa diakses dari satu mode grafik saja.

Tadi kita sudah membahas sedikit tentang battle system, Evoland memiliki 3 jenis battle system.
Pertama ada mode ARPG Hack & Slash ala Legend of Zelda klasik dimana kamu akan diberi 3 simbol hati sebagai acuan lifebar, dan kamu bisa menebas musuh yang kamu temui secara bebas.
Mode ini adalah yang paling umum kamu temui saat bermain Evoland.

Kedua, saat kamu mengalami random encounter di overworld map, battle system akan berubah menjadi turnbase ala Final Fantasy klasik (yang bahkan interfacenya pun dibuat sama, hanya saja lebih simple.).
Kamu dapat memilih untuk melakukan serangan biasa, Magic atau menggunakan Item.

Dan yang terakhir adalah mode Dungeon Crawler ala Diablo, dimana kamu akan menghadapi gerombolan musuh yang juga akan menjatuhkan item seperti Elixir untuk memulih HP dan juga collectible items yang sayang benar-benar tidak berguna, tapi 100% adalah parody atau jokes untuk menyinggung game lain.

Selain grafik dan battle system, Evoland juga memberikan gambaran sekilas tentang evolusi dari teknologi audio yang diterapkan pada game-game RPG, setidaknya basic audio-nya.
Dari kualitas audio retro yang nostalgic hingga instrumental yang tidak terlalu modern, tapi setidaknya sudah cukup untuk rilis 2013.

Evoland sukses dalam memberikan pengalaman singkat tentang evolusi puluhan tahun dari game RPG, tapi sayangnya dinilai gagal dalam eksekusi gameplay serta originality-nya.
Beberapa kekurangannya adalah dari segi kontrol (terutama untuk versi Mobile), selain itu game ini benar-benar hanya penuh referensi dari game-game RPG terkenal dan tidak memiliki sedikitpun ciri khas-nya sendiri.
Dengan playtime yang terbilang singkat, tanpa tantangan yang berarti (kecuali dari segi kontrolnya).
Game ini berakhir menjadi sebuah game ringan dengan gameplay ala game RPG yang paling basic dan sudah sering kita lihat bertahun-tahun yang lalu.

Evoland bukanlah game yang buruk, konsepnya cukup menarik untuk memberikan perasaan nostalgia pada player-nya.
Sayangnya, rasanya seolah game ini hanya dibuat dan hanya bisa dinikmati oleh sebagian orang yang sudah paham betul pada setiap referensi dan joke dari Evoland.
Shiro Games seolah tidak pernah mencoba mengejutkanmu dengan Evoland, mereka memenuhi apa yang kamu ekspektasikan tentang evolusi game RPG, mereka seperti hanya ingin membuatmu ingat kalau kamu sudah bermain banyak game-game RPG yang lebih baik dari ini.

Dan dengan itu, kamu mungkin tidak akan merasakan keseruan Evoland secara maksimal tanpa pernah memainkan Legend of Zelda, Final Fantasy klasik ataupun Diablo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Rencana Balas Dendam Sang Necromancer | Undead Horde

Rencana Balas Dendam Sang Necromancer | Undead Horde

Bear Restaurant Tempat Singgah Arwah

Bear Restaurant Tempat Singgah Arwah

Zettai Zetsumei Toshi 3 | Akhirnya mendapatkan "English Patch" yang Layak

Zettai Zetsumei Toshi 3 | Akhirnya mendapatkan "English Patch" yang Layak

Sebuah Petualangan Retro Yang Epik | Cave Story

Sebuah Petualangan Retro Yang Epik | Cave Story

Game yang indah tapi susah | Nameless Cat

Game yang indah tapi susah | Nameless Cat