Game dengan latar dan tema dunia apokaliptik zombie biasanya punya gameplay yang cepat, rusuh, brutal dan mengharuskan playernya terus menyerang atau malah melarikan diri dari zombie.
Karena para Zombie cenderung akan terus mendekat dan fokus untuk bisa memakan targetnya, mereka biasanya akan terus menyerang tanpa pernah berhenti atau menunggu terlalu lama, bahkan kadang menembaki mereka tidak akan menghentikan mereka.
Tapi, Wanna Survive hadir dengan menggabungkan gameplay taktik turnbased dengan tema zombie.
Yang berarti, para Zombie dalam game ini akan diam dan menunggu Player selesai mengatur strategi dan menempatkan setiap unit di battlefield.
Wanna Survive tersedia di PC, Android serta iOS.
Game ini menggunakan gameplay semi-rpg tactic yang lebih sederhana, karena tidak akan ada grinding level untuk meningkat stats atau sejenisnya.
Tapi, bukan berarti itu membuat Wanna Survive menjadi lebih mudah.
Jadi, pada setiap Turn/Giliran, Player akan menggerakkan satu persatu karakter aktif dalam bidang kotak-kotak terbatas, Player bisa menyerang zombie, berpindah tempat atau mendorong sesuatu dalam satu Turn.
Yang menjadi masalah adalah para Zombie yang bergerak bersamaan dalam satu Turn dan menyerang dengan bergerombol.
Yang menarik, dalam game ini ada sistem “tangkap lalu gigit” dimana Zombie akan menangkap target yang berada dalam jangkauannya terlebih dahulu, dan jika mereka tidak lepas, dalam turn berikutnya, zombie itu baru akan menggigit targetnya.
Atau, zombie lain yang tidak menangkap siapapun yang akan melakukannya.
Sistem yang cukup krusial ini harus dimanfaatkan dengan baik, kadang Player harus membiarkan seorang karakter ditangkap, agar karakter lain bisa menyerang zombie yang mendekat dengan lebih efektif.
Meski dengan sedikit “keringanan” itu, Player masih tetap harus berpikir ekstra dalam mengalahkan para zombie sambil menjaga karakter mereka tetap hidup.
Karena game ini menerapkan sistem Permadeath seperti seri game tactic terkenal; Fire Emblem.
Jadi karakter yang “dikalahkan” oleh Zombie akan benar-benar mati.
Kalau kamu adalah tipe yang tidak menyukai konsep Permadeath, kamu nggak perlu khawatir karena dalam game ini kamu masih bisa mengulang turn sebelumnya dengan membayar menggunakan sejumlah koin.
Tenang, koin ini sepenuhnya berupa in-game currency.
Tidak ada lagi micro-transaction dalam game premium ini.
Karakter dalam game ini juga cukup rapuh, mereka bisa mati hanya dalam 2-3 kali gigitan, beberapa karakter mungkin memiliki HP yang lebih banyak dibandingkan yang lainnya, tapi itu semua juga tergantung kondisi mereka, apakah mereka lapar atau tidak— Ya, ada sedikit unsur survival simulator disini, jadi pada akhir setiap stage, Player akan diharuskan memberi makan para karakter, dimana Player juga harus mengelola stok makanan dengan baik, karena karakter yang terlalu lapar akan mati jika dibiarkan. (dan dalam kasus akan benar-benar jadi Permadeath!)
Setiap karakter yang akan direkrut sepanjang permainan juga akan memiliki kemampuan serta senjata yang berbeda-beda juga, ada yang menggunakan senapan, pistol, tongkat dan bahkan pukulan tangan kosong super kuat yang bisa mendorong musuh.
Setiap kemampuan itu juga harus dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu level.
Level dalam game ini juga tidak terlalu banyak, dan setiap level sebenarnya relatif singkat dan bisa diselesaikan hanya dalam hitungan menit.
Yang membuat game ini terasa sedikit lama hanyalah mempelajari pergerakan para zombie dan membuat strategi yang efektif.
Memainkan game ini sendiri terasa seperti bermain puzzle, dan meskipun tidak ada pilihan alur cerita bercabang atau banyak ending, game ini punya sedikit replayability untuk mencoba beberapa strategi berbeda dalam menyelesaikan levelnya.
Grafis dan soundnya sendiri hadir dengan style retro sederhana, tak banyak yang bisa dibahas, tapi pixel art-nya cukup nyaman dilihat.